Rabu, 30 November 2011

Batik Wonogiren 
Meskipun tidak memiliki label sebagai kota budaya, Kabupaten Wonogiri memiliki potensi budaya dan ekonomi berupa Batik Wonogiri yang tersentra di Kecamatan Tirtomoyo. Tidak kalah dengan kota-kota penghasil batik lainnya di Jawa Tengah seperti Pekalongan, Solo, dan Rembang, kota Sukses memiliki ciri khas tersendiri dalam kreasi corak batik, yakni corak bledak, dasaran (kuning kecoklatan), Sekaran (lukisan bunga), dan babaran (guratan pecah). Corak-corak ini pun telah dituangkan dalam Keputusan Bupati Wonogiri Nomor 431/03/501/1993 untuk mengembangkan sektor ekonomi kreatif ini.
Pasang surut perkembangan produksi batik tulis Wonogiren berawal pada tahun 1910 ketika para abdi dalem Keraton Mangkunegaran Surakarta bertugas di Tirtomoyo.
Kedatangan salah satu juragan batik asal Solo, Martodikromo, pun semakin mengembangkan produksi batik di wilayah itu. Kini, ratusan perajin yang tersebar di beberapa desa di Tirtomoyo menjadi penerus dan bergelut dengan usaha batik. 
Tidak hanya berkutat pada empat motif batik yang ditetapkan oleh Bupati pada 1993 lalu, para perajin kini mengembangkan berbagai motif batik seperti truntum, sidomukti, sidoasih, sidomulyo, wahyu tumurun, latar putih, bledak, parang rusak, dan parang barong. Para wisatawan yang ingin membeli cinderamata berupa aneka kreasi batik dari Tirtomoyo pun tersedia di gerai-gerai di rumah perajin. Kain, pakaian, dan tas batik dapat menjadi buah tangan yang menarik dari kawasan pesisir ini. (http://www.promojateng-pemprovjateng.com)